Saya masih ingat pertama kali saya mencoba Madison. Saya pikir, “Ah, ini cuma game horor biasa. Pasti ada jumpscare, lalu selesai.” Tapi ternyata saya salah besar. Game ini lebih dari sekadar horor; ini adalah teror psikologis yang merayap pelan-pelan hingga membuat Anda mempertanyakan kewarasan Anda sendiri.
Bagi para penggemar horor seperti saya, sensasi ini seperti candu. Tapi, untuk yang belum terbiasa? Saya serius, Anda harus bersiap mental. Madison tidak main-main soal atmosfer dan ceritanya.
Kisah Madison berpusat pada seorang karakter bernama Luca yang terjebak di rumah tua penuh misteri. Dengan kamera Polaroid yang aneh, dia dipaksa melanjutkan ritual mistis yang menghubungkan dunia manusia dengan entitas lain yang mengerikan.
Saya terpesona oleh bagaimana game ini menceritakan kisahnya. Setiap sudut ruangan, dokumen yang tersebar, dan bahkan suara-suara kecil di belakang membawa narasi yang mendalam. Ada momen di mana saya menemukan foto usang di game ini, dan detailnya begitu nyata hingga saya merasa seperti memegang benda tersebut di dunia nyata.
Jika Anda pernah merasa tidak nyaman hanya dengan berada di tempat gelap, maka Madison akan memperparah itu. Atmosfernya benar-benar gelap, baik secara literal maupun emosional.
Lampu yang berkedip-kedip, suara langkah kaki yang samar, dan musik latar yang menakutkan benar-benar membuat saya berhenti beberapa kali hanya untuk mengambil napas. Saya bahkan sampai mematikan lampu kamar untuk “merasakan lebih dalam,” tapi hasilnya malah membuat saya menyesal.
Salah satu elemen terbaik dari Madison adalah teka-tekinya. Anda tidak hanya menyelesaikan puzzle sederhana; Anda harus benar-benar berpikir kreatif dan menggunakan kamera Polaroid untuk membuka jalan.
Ada satu momen di mana saya harus memotret sebuah pintu yang tampak biasa saja, tapi setelah memotretnya, pintu itu berubah menjadi portal ke ruangan lain. Rasanya seperti, “Oke, otak saya sudah tidak bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.”
Namun, ada kalanya saya frustrasi dengan betapa sulitnya teka-teki ini. Ada satu bagian di mana saya harus mencari benda kecil di ruangan yang penuh barang acak. Butuh waktu hampir 30 menit hanya untuk menemukan petunjuknya!
Bicara soal genre horor, Madison punya daya tarik unik. Game ini terasa seperti perpaduan antara P.T. dan Outlast, tetapi dengan tambahan elemen unik seperti kamera Polaroid yang menjadi alat sekaligus senjata.
Berbeda dari Outlast yang penuh aksi atau Amnesia yang fokus pada rasa tak berdaya, Madison lebih seperti sebuah teka-teki psikologis. Anda tidak hanya takut pada monster; Anda juga takut pada pikiran Anda sendiri.
Jawaban singkatnya: YA! Jika Anda penggemar horor yang mencari pengalaman yang mendalam, menegangkan, dan penuh teka-teki, Madison adalah pilihan yang tepat. Game ini tidak hanya membuat Anda takut, tetapi juga memberi tantangan otak yang memuaskan.
Namun, jika Anda adalah tipe yang mudah kaget atau tidak nyaman dengan tema supranatural yang berat, Anda mungkin ingin mempertimbangkan kembali.
Bagi saya, Madison adalah salah satu game horor terbaik yang pernah saya mainkan. Bahkan setelah selesai, saya masih merasa seperti ada sesuatu yang mengawasi saya dari sudut ruangan. Dan Anda tahu apa? Itu adalah salah satu hal terbaik yang bisa diberikan game horor.
The post Madison: Game Horor yang Menyeret Anda ke Dunia Gelap appeared first on Cssmayo.